Coba Anda perhatikan foto diatas yang memperlihatkan saluran
kali Siborogoni (Kotaraja), kalau belum di talud seperti
itu disebut saluran model apa ? Itu disebut saluran tanpa pasangan atau bentuk
tanah (saluran alami). Setahu penulis bagian ini dulu ada taludnya, tapi entah
ambruk atau tertutup tanah hasil sedimentasi. Paling rawan sedimentasi di
bagian sungai ini karena sangat landai, bahkan dulu kalau menyeberang kali itu
ada sedimen bar di tengah yang ditumbuhi rumput-rumput jadi tinggal lompat, tidak perlu gulung celana.
Mengapa penulis tahu ? Karena kita suka mancing disitu.
Well, kembali ke inti pembahasan. Drainase tanpa pasangan hanya bentuk
tanah merupakan saluran terbuka tanpa lapisan penguat. Jika ada sebuah saluran
modelnya seperti itu tidak masalah. Kalau pada suatu sungai yang panjang
DPS-nya lumayan panjang, pasti tidak semua bisa di talud dengan alasan teknis
maupun non teknis seperti ketersediaan dana, saluran bentuk tanah itu bisa
dibuat untuk mengalirkan air hujan maupun air buangan, tapi harus memperhatikan
persyaratan umum sebagai berikut :
v Mempunyai
kelandaian yang cukup untuk mengalirkan air.
v Kecepatan
aliran memenuhi persyaratan yang diinginkan, sehingga tidak mengakibatkan
kerusakan atau pengendapan-pengendapan.
v Kecepatan
didesain berdasarkan konsep stable channel design yaitu ada keseimbangan
antara agradasi dan degradasi.
v Perhitungan
debit dan dimensi saluran harus sudah memperhitungkan tanaman yang tumbuh di
sepanjang saluran. Banyaknya tanaman akan meningkatkan kekasaran dinding dan
dasar saluran yang mengakibatkan penurunan kecepatan air. Talud atau saluran
stabil harus didesain dengan melihat kekuatan tanah. Biasanya dimensinya lebih
besar dibandingkan dengan saluran berpasangan sehingga untuk daerah padat
penduduk kurang efektif.
Jadi seperti itulah syarat-syarat
membuat saluran tanpa pasangan alias bentuk tanah. Dimensi saluran bentuk tanah
untuk menghitung kekasarannya memperhitungkan tanaman yang tumbuh di sepanjang
saluran. Kalau ini merupakan daerah dataran banjir (flood plain) yang
berumput pendek dan tinggi alias alang-alang (semak-semak), koefisien kekasaran maning (n),
harga minimumnya 0.025 dan maksimumnya 0.035 dan normalnya sekitar 0,030 (Tabel Tipikal Harga
Koefisien Kekasaran Maning, n, Yang Sering di Gunakan). Harga Koefisien kekasaran
itu nanti dimasukan dirumusnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar