Label

Minggu, 21 Desember 2014

Tipe Dasar Lereng dan Ciri Garis Konturnya

Beberapa waktu lalu telah dibahas mengenai cara menghitung kemiringan lereng (slope) pada peta topografi. Selain bisa mengetahui besar kemiringan lereng, kita dapat juga mengetahui tipe lereng dengan cara melihat pola kontur pada peta topografi.
Sebelum mengidentifikasi tipe lereng, terlebih dahulu yang harus dipahami adalah tipe dasar lereng dan ciri garis konturnya.  Tipe dasar lereng dan ciri garis konturnya itu bisa menjadi bahan referensi dalam  mengidentifikasi bentuk atau tipe lereng. Ada enam tipe lereng dan ciri garis konturnya, yakni sebagai berikut : 

1        Lereng terjal, dicirikan dengan jarak garis kontur yang rapat.


2        Lereng sedang atau landai, dicirikan dengan jarak garis kontur yang renggang.


3        Lereng cekung, dicirikan dengan semakin tinggi tempat, jarak kontur semakin berkurang.


4        Lereng cembung, dicirikan dengan kontur yang semakin tinggi tempat, jarak kontur semakin renggang.


5        Lereng seragam, dicirikan dengan jarak antar kontur tetap.


6        Lereng berombak, dicirikan dengan kontur yang secara periodik jaraknya berdekatan.



Contoh Soal !
Lihat gambar peta dibawah ini, lalu tentukan tipe lereng dan bentang alam A dan B ?


Jawab :

Titik A tipe lerengnya cembung dan merupakan perbukitan yang sisi utaranya sangat terjal yang ditandai dengan garis kontur yang sangat rapat. Titik B tipe lerengnya seragam dan hampir bulat yang menunjukan perbukitan yang sedikit menyerupai kerucut. Untuk kalian yang berdomisili di Kota Jayapura pasti sudah tahu bentuknya seperti apa. 

Selasa, 16 Desember 2014

Perhitungan Slope dengan Pendekatan Metode Wentworth

Pengukuran kemiringan (slope) pada peta topografi bisa dilakukan dengan persamaan Wentworth (1930), yang mana persamaannya sebagai berikut :
S = (n-1) . Ic / ∆h  x 100%
Dimana :
S = nilai kemiringan lereng dalam %
n = jumlah kontur
Ic = interval kontur
∆h = jarak horizontal (meter)

Dalam menghitung slope menggunakan pendekatan Wentworth, terlebih dahulu kita membuat kotak-kotak (grid) pada peta topografi atau juga dapat dibuat menyerupai sistem salib sumbu X - Y. Ukuran kotak itu relatif, tapi sebaiknya ukuran kotak lebih kecil agar mendapatkan hasil yang lebih detail. Penggunaan kotak-kotak ini dimaksudkan agar lebih tepat dalam penentuan posisi. Selain itu, memudahkan ketika hasil perhitungan dipindahkan untuk digambarkan dalam lembaran baru (peta kedua/peta kemiringan lereng).
Contoh Soal !
Peta dibawah ini  memiliki skala 1 : 50.000 dan memiliki interval kontur 25 meter. Hitung kemiringan lereng pada kotak yang ditandai ?

Jawab :
Informasi yang diketahui setelah melihat kotak yang ditandai yakni, jumlah kontur 2 (kontur utama), jarak horizontal (diagonal) 0,6 cm atau 300 meter maka :
S = (2-1).25  / 300 x100% = 8,3%
Maka kemiringannya adalah 8,3%.


Peta kemiringan lereng sering dibuat menggunakan metode ini. Titik-titik yang telah dihitung pada peta pertama (topografi), digambarkan kembali dalam lembaran baru (peta 2). Lalu titik-titik yang nilainya sama dihubungkan.

Pada peta topografi garis kontur menghubungkan titik yang nilai ketinggiannya sama, sedangkan pada peta kemiringan lereng titik-titik yang mempunyai nilai persentase kemiringan lerengnya sama dihubungkan dengan interval tertentu. Lalu diberi warna berdasarkan klasifikasi kemiringan lereng, misalnya kemiringan lereng 0-2% topografinya datar, maka warnanya kuning (menurut van Zuidam, 1905). 

Jumat, 12 Desember 2014

Gambaran Bentuk Lahan Berdasarkan Kemiringan Lereng

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bagaimana cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menghitung besar kemiringan lereng. Nah, misalnya setelah dihitung antara satu titik dengan titik lainnya memiliki kemiringan 5%. Setelah itu pasti kita berpikir begini, kira-kira kemiringan lereng 5% itu bentuk lahannya bagaimana ? Apakah datar atau bergelombang ?
Besar kemiringan lereng dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan bentuk lahan di suatu wilayah. Beberapa pakar telah melakukan penelitian dan membuat klasifikasi bentuk lahan (relief) berdasarkan kemiringan lereng, misalnya klasifikasi menurut van Zuidam dan Dessaunnetes yang bisa dipakai sebagai referensi untuk menyimpulkan bagaimana bentuk lahan di suatu wilayah setelah dilakukan perhitungan.

Tabel klasifikasi relief, berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi menurut van Zuidam, 1985.

Satuan Relief
 Kemiringan
(%)
Beda Tinggi
 (M)
Datar atau hampir datar
0 – 2
< 5
Bergelombang/miring landai
3 – 7
5 – 50
Bergelombang/miring
8 – 13
50 – 75
Berbukit bergelombang/miring
14 – 20
75 – 200
Berbukit tersayat tajam/terjal
21 – 55
200 – 500
Pegunungan tersayat tajam/sangat tajam
56 – 140
500 – 1000
Pegunungan /sangat curam
      >140
    >1000

Tabel klasifikasi kemiringan lereng yang dibagi kedalam 5 kelompok satuan morfologi menurut Dessaunettes, 1977.
Kemiringan (%)
Kondisi Daerah
Warna
< 2
Datar
Kuning
2 – 8
Gelombang lemah
Orange
8 – 16
Gelombang sedang
Hijau
16 – 32
Gelombang kuat
Biru
< 32
Gelombang sangat kuat
Merah



Kamis, 11 Desember 2014

Rumus-rumus Dasar dalam Menghitung Kemiringan (Slope)

Kemiringan (slope) adalah keadaan dimana ada bidang atau permukaan yang tidak rata, disebapkan ada bagian yang tinggi dan ada bagian yang rendah. 
Besar kemiringan (slope) dapat dinyatakan kedalam tiga bentuk yakni gradien, persentase, dan derajat. Agar lebih kuat dalam memahami kemiringan sebaiknya kita flashback sejenak pada materi perbandingan trigonometri pada segitiga ABC yang mungkin telah dipelajari di bangku SMA maupun SMP, karena rumus perbandingan trigonometri tersebut merupakan dasar dalam mempelajari perhitungan kemiringan.

*) cara menghitung gradien kemiringan

Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dan jarak horizontal, rumusannya bisa ditulis y : x. Agar lebih jelas kalian bisa lihat pada gambar segitiga ABC diatas. Gradiennya yaitu jarak vertikal : jarak horizontal (3 : 12, yang bisa disederhanakan menjadi 1 : 4).
*) cara menghitung persentase kemiringan
Persentase kemiringan (S) = (y/x) x 100%
S = 3/12 x 100% = 25%
*) cara menghitung derajat kemiringan
Rumus menghitung derajat kemiringan
tan α = y/x     α = tan -1 (y/x)   
tan α = 3/12    α=  tan-1(3/12) = 14,030

*) cara menghitung kemiringan lereng

Cara menghitung kemiringan lereng sama saja seperti contoh segitiga ABC, cuma dicari beda tinggi pada jarak vertikal terlebih dahulu.

Contoh soal !

Jarak horizontal A ke B 250 meter. Ketinggian titik A ± 30 mdpl dan ketinggian titik B 120 mdpl.  Hitunglah berapa besar kemiringan AB dalam bentuk gradien, persentase dan derajat.
-          Gradien
S = (120-30) / 250 = 90/250, maka gradiennya 1 : 2,77
-          Persentase kemiringan lereng
S = (120-30) / 250 x 100% = 36%
-          Derajat
tan α = (120-30) / 250     α= tan-1 (90/250) = 19,790

*) cara menghitung kemiringan rata-rata sungai
Rumus :
S = H / 0,9xL
Ket :
S = kemiringan rata-rata sungai
H = beda tinggi antara titik pengamatan dan titik terjauh sungai 
L = panjang sungai (km)

Contoh soal !
Diketahui suatu sungai utama memiliki panjang ±31,021 Km, elevasi di hulu ±3400 mdpl dan di hilir ±125 mdpl. Hitung kemiringan dasar sungai rata-rata !
Jawab :
S = H/(0,9xL)
S = (3400 mdpl  – 125 mdpl ) / 0,9 x 31021 meter
S = 0,117  


Kamis, 04 Desember 2014

Cara Umum Menghitung Persentase Kemiringan Lereng Pada Topografi

Besar persentase kemiringan lereng adalah salah satu informasi yang bisa didapat setelah melihat dan menganalisa peta topografi. Pada umumnya peta topografi menggambarkan bentuk muka bumi (relief) yang disertai dengan garis kontur yang menunjukan wilayah-wilayah yang memiliki ketinggian sama dan sejumlah keterangan mengenai bentang budaya (jalan,dll).
Berikut ini akan dijelaskan cara umum untuk menghitung persentase kemiringan lereng pada peta topografi. Agar lebih jelas langsung saja masuk pada contoh yang akan menggunakan peta topografi di bawah ini.


Pada peta diatas hanya termuat garis kontur dan interval konturnya 25 meter dan tidak ada keterangan skala (Interval konturnya itu yang garis orange tebal). Jika interval konturnya 25 meter maka garis berikut 50, 75, 100, 125, dst.  Bagaimana cara mengetahui besar presentase kemiringan lereng antara titik A dan titik B yang ditunjukan pada peta diatas ? Simak ulasan berikut.

-) Cari skala petanya terlebih dahulu
Untuk mengetahui berapa skala peta dicari dengan rumus berikut :
Ci = 1/2000 x Penyebut Skala
Ci = 1/2000 x Penyebut Skala
25 = 1/2000 x Penyebut Skala
Penyebut Skala  = 50.0000
Maka skala peta tersebut 1 : 50.0000 atau setiap  1 cm mewakili 500 m.


-) Hitung jarak A dan B
Jarak A dan B di peta 4 cm, maka jarak sebenarnya di lapangan adalah 2000 meter atau ± 2 Km.
-) Hitung beda tinggi
Tinggi A 125 mdpl dan tinggi B 25 mdpl (titik acuannya muka air laut), maka beda tinggi = 125 – 25 = 100 meter.
-) Hitung kemiringan lereng (S) :
*) Hitung kemiringan lereng (%) dengan rumus berikut :
S (%)  = (Beda Tinggi / Jarak A ke B) x %
S = (100/ 2000) x %
S = 5 %
Maka kemiringan lerengnya 0,05%
*) Hitung Kemiringan lereng dalam derajat (0)
Tan α = beda tinggi/jarak A ke B
Tan α = 100/2000
Tan α = 0,05
α = 2,85 0 ( Pake kalkulator : Tekan SHIFT, TAN, 0,05, lalu tekan =. Pada kalkulator tertentu pakai INV jika tidak ada SHIFT
Maka Sudut kemiringan lereng (α) = 2,850


Kira-kira demikian cara menghitung persentase kemiringan lereng pada peta topografi. (*)