Beberapa waktu lalu
sempat kita menyinggung drainase pada beberapa topik bahasan yang
terkait dengan sungai. Sungai merupakan contoh dari saluran terbuka. Sungai merupakan
tipe umum dari saluran terbuka namun bentuk penampang melintangnya tidak teratur.
Sungai itu merupakan saluran utama (primer) yang menampung air dari saluran
sekunder dan tersier. Seluruh jaringan yang masuk dalam sistem saluran terbuka
di desain untuk mengalir secara gravitasi. Artinya, air mengalir dari hulu ke
hilir.
Salah Satu Bagian Sungai Siborogoni (Kotaraja) yang Dipasang Talud.
Drainase saluran terbuka
adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar
(atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan
digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan
kesehatan lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.
Ada beberapa macam bentuk
dari saluran terbuka, ada yang bentuknya trapesium, segi empat, segitiga,
setengah lingkaran, ataupun kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Sebagai
contoh, Anda bisa lihat contoh saluran yang bentuknya trapesium di bawah ini.
Saluran trapesium
berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang
besar. Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini
dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan. Untuk
bentuk-bentuk lainnya nanti kalau ada waktu kita lihat bersama, karena sudah
malam kalau gambar semuanya capek.
Selain sistem tebuka juga
ada sistem tertutup. Drainase sistem tertutup adalah sistem saluran yang
permukaan airnya tidak terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Saluran drainase
tertutup sering digunakan untuk mengalirkan air limbah atau air kotor yang
menggangu kesehatan lingkungan dan menggangu keindahan. Konstruksi saluran
tertutup terkadang ditanam pada kedalaman tertentu di dalam tanah yang disebut
dengan sistem sewerage. Walaupun tertutup alirannya tetap mengikuti gravitasi
yaitu aliran pada saluran terbuka.
Apakah saluran yang
berada di bawah trotoar itu disebut saluran tertutup ? Jawabannya, ya. Tapi
dalam perencanaanya menggunakan prinsip-prinsip dalam saluran terbuka,
menginggat diatas permukaan air masih ada space (ruang) yang kosong alias masih
ada kontak dengan udara luar. Kalau pada pipa air yang penuh dengan air dan
tidak ada space di dalam pipa, itu
mutlak direncanakan menggunakan prinsip-prinsip saluran tertutup
Saluran di bawah trotoar
atau sebuah bangunan sebaiknya harus ada lubang (manhole). Manhole ini umumnya dibuat dengan jarak berkisar 25 m,
agar saluran ini bisa dibersihkan. Selain untuk pembersihan juga untuk menjaga kemungkinan
kalau ada manusia, uang, handphone atau benda berharga jatuh dalam got tertutup,
bisa ditunggu di manhole lalu Anda
ambil. Kalau terkandas oleh sampah, kan tinggal masuk dari lubang manhole lalu Anda ambil.
Terkait dengan uang yang
jatuh di dalam saluran, penulis punya pengalaman yang unik ketika masih SD. Ada
uang Rp. 5000 jatuh di depan halaman parkir Masjid sebelah STM. Di situ kan
ada sebuah got, diatasnya ditutup dengan bilah-bilah kayu balok dengan jarak
antara celah sekitar 10 cm. Mau ambil uang tidak bisa, tarik pake kayu juga
tidak bisa. Terpaksa masuk dari manhole baru ambil. Rp. 5000 dulu itu besar,
karena pisang goreng dulu masih Rp. 500, kalau sekarang sudah Rp. 1000. Itu hanya tambahan agar Anda tidak bosan, hahahaha......!
Sampai jumpa pada cerita yang lainnya. Selamat malam dan selamat tidur. Have
Nice a Dream. (*)
Sumber :
-
Wesli,
Ir, 2008, Drainase Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
-
Kondoatie,
Robert J, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi, Yogyakarta.
mantap bang thanks
BalasHapusAaasshiiiaapppp
HapusThanks Kakak Informasinya
BalasHapus