Beberapa hari yang lalu
kita telah membahas kemiringan, dan malam ini kita masih membahas
topik yang masih ada hubungannya dengan kemiringan, yakni hubungan antara
kemiringan dasar saluran dan kecepatan aliran.
Sebelum kita membahas
topik yang menarik ini penulis ingin meminta Anda para pembaca untuk sejenak
mencoba membandingkan dasar saluran tersier (got) dengan dasar saluran primer
(sungai), apakah ada perbedaan diantara keduanya ? Tentu ada banyak perbedaan diantara
keduanya, kalau got yang permanen dalam artian dasarnya sudah di semen tentu
permukaannya rata dan menampakan aliran laminar. Kalau sungai sedikit berbeda karena dasar
salurannya bervariasi sebap ada yang rata, landai, bergelombang ataupun perpaduan dari
ketiganya dan menampakan aliran tidak seragam (non uniform flow).
Yups, kalau alirannya tidak seragam kita bisa tebak bahwa ada perbedaan
tinggi (elevasi) antara satu bagian sungai dengan bagian lainnya atau ada
gangguan, misalnya ada kayu besar yang tumbang di sungai dan memecah aliran air.
Kalau ada elevasi pasti ada kemiringan lereng dan jika ada kemiringan lereng
pasti ada sudut yang dibentuknya yang disebut dengan gradien. Gradien biasanya
ditunjukan dengan perbandingan antara jarak vertikal dan jarak horizontal,
semakin terjal lerengnya semakin tinggi gradiennya. Agar lebih jelas Anda bisa
lihat hubungan antara lereng dan sudut lereng pada gambar dibawah ini.
Penulis ingin bertanya
kepada Anda para pembaca, jika Anda membuat dua buah kapal dari kertas lalu
Anda ambil kapal yang pertama dan taruh di got yang rata dan kapal yang kedua
Anda taruh di got yang miring, mana yang melaju dengan cepat ? Pasti kapal yang
berada di got yang miring, bahkan kalau kemiringan gotnya besar dan alirannya deras
tentu kapalnya bisa tenggelam.
Ilustrasi ini jelas
menggambarkan bahwa ada hubungan yang erat antara kemiringan saluran dan
kecepatan aliran air. Kalau di saluran tersier (got) kecepatan alirannya seragam, sedangkan kecepatan aliran di sungai tidak seragam. Semakin besar kemiringan
lereng maka semakin tinggi juga gradiennya dan jika gradien tinggi maka air
akan mengalir dengan cepat. Pasti Anda akan bertanya kepada penulis, kira-kira
kecepatannya berapa ? Agar lebih jelas Anda bisa lihat tabel kemiringan banding
kecepatan dibawah ini.
Dari tabel tersebut jelas
tergambarkan hubungan antara kemiringan saluran dan kecepatan rata-rata aliran
air. Jika kemiringan semakin besar maka kecepatan rata-rata aliran air pun bertambah
besar. Bukan hanya itu saja cara untuk mengetahui kecepatan rata-rata aliran
air, tapi juga ada cara lainnya yaitu dengan berpatokan pada Formula Manning dan Chezy. Kalau
sudah masuk formula, itu sudah masuk ke ranah perhitungan dan pasti mengacu pada
daftar tabel yang panjang (semacam angka tetapan), dan itu tidak bisa
dijelaskan dalam ruang di blog yang terbatas ini, harus kita belajar kelompok
bersama dan saling share baru kita bisa
paham.
Kesimpulan dari pembahasan
kita kali ini adalah jika kemiringan dasar saluran besar, maka kecepatan rata-rata
aliran air juga bertambah besar. Dari pembahasan kita kali ini jangan Anda
menarik sebuah konklusi bahwa saluran yang baik adalah saluran yang mempunyai
kemiringan yang besar, karena dapat mengalirkan air buangan dengan cepat. Kemiringan
bak dua sisi mata uang yang berbeda, di satu sisi kemiringan yang besar dapat
meningkatkan energi air sehingga cenderung bertindak destruktif. Misalnya,
kemiringan dasar sungai yang terlalu besar meningkatkan energi air sungai sehingga
air menggerus dan memperdalam dasar saluran (erosi lateral) serta menggerus dan
memperlebar tebing sungai (erosi vertikal). Sedangkan di sisi lainnya,
kemiringan yang kecil ataupun dalam artian sangat landai membuat air buangan
mengalir dengan lambat serta membuat kotoran atau partikel tanah mengendap dan membuat
dasar saluran menjadi dangkal. Banyaknya endapan membuat saluran banyak
ditumbuhi tumbuhan air seperti enceng gondok atau alga dan ini biasa disebut
dengan gejala eutrofikasi. Banyaknya enceng gondok atau alga yang tumbuh di
perairan bisa mengindikasikan bahwa tingkat sedimentasi di suatu badan air besar dan kesuburan
perairan meningkat.
Saluran yang baik adalah
saluran yang mempunyai kemiringan masih dalam tahap wajar atau masih bisa ditorerir,
sehingga kecepatan maksimum aliran tidak lebih besar dari kecepatan maksimum
yang diijinkan sehingga tidak terjadi kerusakan dan kecepatan minimum aliran
tidak lebih kecil dari kecepatan minimum yang diijinkan sehingga tidak terjadi
pengendapan dan pertumbuhan tanaman air (Wesly,Ir.,2008, Drainase Perkotaan,
hal 84).
So, kira-kira seperti itu
acara belajar bersama kita melalui media bloger di malam hari ini. Tapi sebenarnya ini bukan waktu yang tepat untuk belajar karena sudah larut malam. Anda bisa saksikan siaran tunda alias baca arsipnya besok pagi atau siang hari. Selamat Malam dan Selamat Beristirahat. Have Nice a Dream. (*)
Makasih, bermanfaat
BalasHapusInfo yang bermanfaat pak. kalo untuk hasil penghitungan gradien sungai itu satuannya apa ya?
BalasHapus