Air Yang Mengalir Di Sungai
Kojabu
Well, sekarang kita akan membahas sebuah topik yang menarik di pagi hari ini yakni, pola aliran sungai. Hari ini sedikit berbeda karena kita membahasnya
di pagi hari berhubung penulis bangun di subuh hari, akibat tadi malam penulis tidur agak cepat karena hujan seharian mengguyur Kota Jayapura dan dingin, ya kondisi demikian bagusnya untuk tidur. Daripada duduk melamun di pagi hari, ya apa salahnya kita belajar bersama.
Pasti Anda para pembaca
pernah melihat sungai dan pola alirannya, baik itu secara langsung maupun
melalui media elektronik maupun online. Mungkin Bagi Anda yang pernah nonton
film Anakonda atau Kanibal yang settingnya di Sungai Amason, pasti melihat pola
aliran sungai Amason dan anak-anak sungainya yang berliku-liku macam ular
maupun teranyam. Itulah yang disebut pola aliran.
Apa yang mempengaruhi
sehingga sungai bisa mengalir dalam pola-pola tertentu ? pola aliran
dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan, struktur sejarah diastrofisme,
sejarah geologi dan geomorfologi dari daerah aliran sungai.
Sederhanannya Anda bisa
lihat beberapa sungai yang ada di Kota Jayapura, tebing sungai dan struktur
batuan di sepanjang tebing sungai turut mempengaruhi pola aliran sungai. Tapi,
sebaiknya Anda cari sungai yang bagian tebingnya belum dipasang talud serta
dasar sungainya banyak dipenuhi batu, agar kelihatan natural dan Anda bisa
belajar disitu.
Pola aliran terbagi
menjadi beberapa macam, ada dendritik, rectangular, paralel, trellis, deranged,
radial sentrifugal, radial centripental, anullar, pinnate, multibasinal. Kalau
dendritik itu seperti percabangan pohon, annular itu melingkar, kalau
multibasinal percabangan sungai tidak pada muara sungai namun masuk dibawah
tanah, itu biasa terdapat di daerah karst. Kalau kali Acai itu bukan multibasinal,
karena nanti keluar di dekat gereja Mozes. Kalau di perbatasan antara Kabupaten
Maybrat dan Sorong Selatan ada sebuah sungai yang bernama Sungai Taputar,
airnya masuk di goa bawah tanah. Kalau Anda jatuh kedalam Sungai Taputar
berarti Anda bisa hilang selamanya. Syukur Anda bisa keluar dan jangan sampai
alam bawa pergi (mitos)
Pola aliran di wilayah pegunungan
umumnya dendritik atau radial. Pola dendritik membentuk sungai dan anak-anak
sungai seperti urat daun, sedangkan sungai pada pola radial mengalir keluar
seperti jeruji roda.
Kecepatan aliran
sungai dipengaruhi oleh gradien. Apa itu gradien ? Gradien adalah sudut dari
kemiringan lereng. Anda bisa lihat di pembahasan kita yang lalu, pada gambar hubungan
antara kemiringan lereng dan sudut yang terbentuk. Semakin terjal lerengnya,
semakin tinggi gradiennya. Aliran sungai di pegunungan memiliki kecepatan
aliran yang tinggi, sedangkan pada dataran rendah aliran sungai semakin
melemah.
Intinya seperti itu,
pelajaran fisika kan menyatakan bahwa air menempati ruang, kalau wadahnya gelas,
air juga akan mengikuti wadahnya. Kalau wadahnya botol, ya air akan seperti botol.
Begitupun air di sungai, wadahnya tersusun atas struktur batuan, kemiringan
lereng,dll. Air terpukul di batu besar lalu batu kecil, terus dapat belokan
sungai dan zig-zag kemudian meluncur deras di bagian sungai yang gradiennya
besar. Kalau pada sungai yang dasarnya bukan batu-batu lagi tapi sampah, ya alirannya
tersumbat. (*berbagai sumber*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar