Label

Minggu, 02 Maret 2014

Penentuan Tingkat Erosi Berdasarkan Faktor Kerusakan Tanah

Apabila suatu studi tentang erosi tujuannya hanya berupa identifikasi, ya okelah penentuan tingkat erosi berdasarkan faktor kerusakan tanah dipakai.


PENENTUAN tingkat erosi selain dengan melihat faktor jumlah kehilangan tanah, bisa juga dilakukan dengan melihat faktor kerusakan tanah (situasional). Menentukan tingkat erosi berdasarkan kerusakan tanah sedikit lebih mudah dibandingkan dengan melihat jumlah kehilangan tanah, karena cara penentuannya berdasarkan pada bentuk atau kenampakan kerusakan tanah yang terlihat di lapangan (fakta lapangan).
Tingkat erosi dengan melihat faktor kerusakan tanah  dibagi kedalam lima tingkatan yaitu :
a.      Erosi sangat kecil. Setempat – setempat terdapat endapan yang mungkin tersangkut pada akar pohon, rerumputan dan lekuk permukaan tanah dan batuan, lapisannya sangat tipis, erosi ini terjadi di sejumlah lahan.
b.      Erosi kecil. Tumpukan material kikisan yang tipis sudah mulai merata, nampak adanya kesan pengikisan pada permukaan tanah atau batuan.
c.       Erosi sedang. Pada lekuk tertentu, ditemukan tumpukan material kikisan yang cukup banyak, tampak adanya gejala pembongkaran tanah atau batuan.
d.      Erosi berat. Terjadi pengelupasan lapisan tanah secara besar-besaran, baik lapuk, mulai lapuk, atau yang segar kadang akar pepohonan ikut terbongkar.
e.      Erosi sangat berat. Pembongkaran tanah atau batuan mulai merata, pepohonan sering ikut terbongkar dan biasa juga diikuti dengan longsoran pada lereng yang relatif curam, pengikisan dapat terjadi hingga batuan dasar yang segar. Pengaruhnya pada aliran sungai yaitu terjadinya sedimentasi atau muatan sedimen yang besar, air menjadi keruh dan berlumpur.


              Sumber : Dokumentasi Penulis dalam Laporan KP, 2011

 Erosi parit di kawasan Perbukitan Skyland dengan kedalaman ± 40 cm yang bisa dikategorikan kedalam erosi berat

Penentuan tingkat erosi berdasarkan faktor kerusakan tanah ini bisa dilakukan dengan mengamati keadaan di lapangan. Apabila suatu studi tentang erosi tujuannya hanya berupa identifikasi, ya okelah penentuan tingkat erosi berdasarkan faktor kerusakan tanah ini dipakai.
Sedangkan studi tentang pendugaan erosi yang dilakukan secara komprehensif dan mendalam tidak bisa hanya dengan mengamati fenomena kerusakan tanah, tapi harus didukung dengan kegiatan olah data primer maupun  sekunder, seperti menganalisa data curah hujan, peta topografi, peta geologi, peta tanah, peta penggunaan lahan, data-data tentang sampel tanah yang telah diuji laboratorium serta data-data lain yang ada relevansinya dengan objek yang diteliti. (*)

Sumber Pustaka :
Arsyad Sitanala., Konservasi Tanah & Air, IPB Press, Bogor, 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar