Bangunan-bangunan air
yang berada di sungai yang peruntukannya sebagai bangunan pengatur dan
perbaikan sungai serta pengendalian banjir, dalam perencanaannya selalu
memperhitungkan debit rencana. Bangunan-bangunan air tersebut antara lain pintu
air, kanal banjir, tebing sungai, tanggul, kolam penampung banjir sementara,
check dam, dll.
Apa yang dimaksud dengan
debit rencana ? Debit rencana (QT) adalah debit dengan periode ulang
tertentu (T) yang diperkirakan akan melalui suatu sungai atau bangunan air.
Periode ulang sendiri adalah waktu hipotetik dimana suatu kejadian dengan nilai
tertentu, debit rencana misalnya, akan disamai atau dilampaui 1 kali dalam
jangka waktu hipotetik tersebut. Curah hujan itu sesuatu yang bersifat tidak
pasti (probabilitas), otomatis kejadian (debit) yang terjadi pada kurun waktu
tertentu bukan berarti akan berulang secara teratur setiap periode ulang
tersebut. Misalnya, debit rencana dengan periode ulang 5 tahun (Q5)
= 10 m3/detik, tidak berarti debit sebesar 10 m3/detik
akan terjadi secara periodik 1 kali dalam setiap 5 tahun. Dalam 5 tahun ada
kemungkinan 1 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari 10 m3/detik.
Dalam 10 tahun ada kemungkinan 2 kali terjadi debit yang besarnya sama atau
lebih dari 10 m3/detik.
Perhitungan debit rencana
menjadi bagian yang sangat penting dalam perencanaan teknis bangunan sungai,
karena nilai (besar-kecilnya) debit rencana akan menentukan besar kecilnya
dimensi hidrolis suatu bangunan air. Dimensi hidrolis suatu bangunan air yang
lebih besar akan lebih aman dalam mengalirkan debit tertentu, namun dimensi
yang lebih besar akan berdampak pada pembengkakan biaya. Sebaliknya dimensi
hidrolis bangunan air yang lebih kecil akan menjadi kurang aman dalam
mengalirkan debit tertentu. Muara dari perhitungan debit rencana adalah mendapatkan
dimensi hidrolis (kapasitas) yang ideal dan terbaik, terbaik dari segi teknis
maupun ekonomi.
Dalam melakukan
perhitungan debit rencana, data atau informasi dasar yang minimal harus ada dan
sangat dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a
Data
klimatologi yang terdiri dari data hujan, angin, kelembapan dan temperatur dari
stasiun BMKG terdekat. Data tersebut minimal data dalan kurun waktu 10 tahun
terakhir.
b
Data
hidrologi, seperti karakteristik daerah aliran, debit sungai, laju sedimentasi,
frekuensi banjir, dll.
c
Peta-peta
yang representatif, seperti peta tata guna lahan, peta topografi, peta sistem
jaringan jalan, peta sistem drainase, dll.
Ada beberapa metode yang
sering digunakan dalam menghitung atau memperkirakan besarnya debit rencana,
seperti Metode Rasional, Melchior, Weduwen, Haspers, dll. Namun kali ini yang
akan dibahas hanyalah langkah-langkah perhitungan debit rencana secara garis
besar dengan Metode Rasional.
Metode Rasional dapat
digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran, namun dengan
daerah pengaliran yang terbatas.
Rumus umum dari Metode Rasional
adalah :
Q = 0,278 x C x I x A ............................... (I)
Keterangan :
Q = debit puncak
limpasan permukaan (m3/det).
C = angka pengaliran
(tanpa dimensi)
A = luas daerah
pengaliran (Km2)
I = intensitas curah
hujan (mm/jam).
Jika persamaan diatas digunakan untuk menghitung debit
rencana dengan periode ulang tertentu, maka persamaan tersebut menjadi :
QT=
0,278 x C x IT x A ................................... (II)
Keterangan :
QT =
debit puncak limpasan permukaan dengan periode ulang T tahun (m3/det).
C = angka pengaliran
(tanpa dimensi)
A = luas daerah
pengaliran (Km2)
Dengan melihat kenyataan di lapangan dimana sangat sulit
menemukan daerah pengaliran yang homogen (tidak melulu aspal semua atau hutan
semua, pasti merupakan gabungan atau heterogen), nilai C dapat dihitung dengan persamaan
berikut :
Cara lain menghitung debit rencana adalah mensubtitusikan
persamaan II dan III sehingga menjadi seperti ini :
Q = 0,278 x IT
x (Σ Ai x Ci)
.......................................
(IV)
Keterangan :
Ci =
Koefisien limpasan sub daerah pengaliran ke i
Ai = luas
sub daerah pengaliran ke i
n = jumlah sub
daerah pengaliran
Metode Rasional bisa dikembangkan
dengan asumsi sebagai berikut :
a
Hujan
yang terjadi mempunyai intensitas yang seragam dan merata di seluruh daerah
pengaliran selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc)
daerah pengaliran.
b
Periode
ulang debit sama dengan periode ulang hujan.
c
Koefisien
pengaliran dari daerah pengaliran yang sama adalah tetap untuk berbagai periode
ulang.
Selanjutnya langkah-langkah perhitungan debit rencana adalah sebagai
berikut :
1
Jika
koefisien limpasan dari suatu daerah pengaliran
atau daerah aliran sungai (DAS) adalah tidak seragam maka daerah
pengaliran atau DAS tersebut dibagi-bagi terlebih dahulu menjadi sub DAS (Ai)
sesuai dengan tata guna lahan (Ci).
2
Ukur
tiap-tiap luas Ai
3
Hitung
C Rata-rata pakai persamaan III
4
Hitung
Σ Ai Ci
5
Hitung
waktu konsentrasi menggunakan rumus Kirpich
Keterangan :
Tc = waktu konsentrasi (jam)
L = Panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (Km).
S = Kemiringan rata-rata daerah lintasan air
6
Hitung
intensitas hujan (I)
Jika data hujan yang
tersedia adalah data harian maka hitung dengan menggunakan metode Mononobe :
Rumus Mononobe :
7
Setelah
poin 1-6 hasilnya telah didapat, masukan dalam rumus untuk mendapatkan debit
rencana (Qt). Sesuaikan dengan ketersediaan data dan karakteristik
daerah aliran, persamaan mana yang dipakai, apakah persamaan II atau IV untuk mendapatkan
nilai debit rencana ?
Hal yang sifatnya fundamental
untuk diperhatikan dalam melakukan perhitungan debit rencana adalah
ketersediaan data, seperti harus tersedia data-data dalam periode waktu yang
panjang guna menjadi bahan kajian (data curah hujan, debit sungai, frekuensi
banjir misalnya).
Kira-kira seperti itu langkah-langkah perhitungan debit rencana secara garis besar dengan
Metode Rasional. Mungkin kelihatan agak rumit dan susah dicerna. Akan mudah
dipahami kalau ada datanya yang dibuat dalam contoh soal, umumnya debit
rencana banyak tabelnya dan perhitungannya panjang, namun ruang di blog ini terbatas.
Jadi ringkasan langkah-langkah perhitungan debit rencana dengan Metode Rasional
demikian. (*)
Sumber Pustaka :
Kamiana, I Made. 2001. Teknik Perhitungan
Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu. Yogyakarta
gan, ada Langkah-langkah Perhitungan Debit Rencana dengan Metode melchior tdk?
BalasHapusKak, punya data2 yg bisa dibuat latihan ngitung debit rencana? Klw pnya bagi donk n tlong krim k email saya. Terimakasih. Isabella.anjani@gmail.com
BalasHapusSayang
BalasHapusAda file excel contoh pengolahannya tidak ya? Kalo ada boleh minta tolong dikirimkan ke email hayun.nastha@gmail.com
BalasHapusterimakasih sebelumnya
gan 0,278 itu asalnya drimana yah? mohon pencerahannya :) trims
BalasHapus