Beberapa diantara kalian
mungkin menggunakan air tanah (sumur) sebagai sumber air di rumah guna
keperluan mandi, mencuci, minum, masak,dll, entah digunakan sebagai sumber air
utama atau hanya sebagai sumber air alternatif dikala sumber air utama tidak
berfungsi. Air tanah sendiri merupakan air hujan yang meresap ke dalam tanah dan berada dalam lajur freatik.
Apakah dari segi kualitas
air tanah aman dan layak untuk dikonsumsi oleh manusia ? Jika dibandingkan
dengan air permukaan, air tanah sedikit lebih jernih (murni) karena telah
melalui proses penjernihan ketika berperkolasi ke dalam tanah. Air tanah
biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu dilakukan proses purifikasi
atau penjernihan karena telah melalui proses filtrasi secara alamiah selama
peresapannya ke dalam tanah.
Karakteristik kualitas
air tanah dipengaruhi oleh gerakan ke bawah dari air pada daerah imbuhan (perkolasi)
dan gerakan lateral melalui akuifernya (aliran bawah). Efektif atau tidaknya
proses penjernihan itu dipengaruhi oleh kedalaman tanah diatas muka air tanah (water table), jenis tanah dan
konsentrasi bahan pencemar di dalam air yang berperkolasi. Jika muka air
tanahnya relatif dalam atau tanahnya kurang berpori proses penjernihan akan
lebih bagus, dan imbuhan akuifernya akan terhindar dari bahan-bahan organik
yang bisa menurunkan kualitas air tanah. Namun jika muka air tanahnya dangkal
serta tanahnya berpori, gas-gas terlarut, nitrat, sulfat, senyawa organik yang
terlarut dan garam yang terlarut dapat masuk ke dalam sistem air tanah.
Selain itu, sistem
pembuangan limbah padat domestik dan industri yang apabila tidak dikelola dengan
baik dapat juga masuk kedalam sistem air tanah, dimana bahan kimia dan gas-gas hasil
pembusukan dengan konsentrasi tinggi akan hanyut masuk melalui pori-pori tanah dan akan sampai
kedalam lajur freatik sehingga dapat menurunkan kualitas dan mutu air tanah (tercemar).
Air tanah di kawasan pertanian juga sangat rawan tercemar apabila sisa
pestisida (residu) masuk melalui pori-pori tanah dan meresap sampai ke dalam
lajur freatik.
Bukan hanya itu, ketika
berperkolasi air tanah juga melarutkan mineral yang terkandung dalam lapisan
tanah dan batuan, sehingga kadar mineral dalam air tanah menjadi tinggi. Batuan
yang mudah terlarut dapat menambahkan mineral terlarut secara mencolok,
khususnya kalsium bikarbonat ( Ca(HCO3)2 ), magnesium
bikarbonat ( Mg(HCO3)2 ),
kalsium sulfat (CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4).
Mineral-mineral ini sesungguhnya tidak berbahaya bagi kesehatan, asalkan tidak
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti yang tertera dalam Permenkes
Nomor 416 Tahun 1990 tentang Standar Kualitas Air Bersih dan Air Minum. (*)
Sumber
Pustaka :
- Linsley
JR. RK., et. all., 1982, Hidrologi untuk
Insinyur, McGraw-Hill, Inc./ Ir. Yandy Hermawan (alih bahasa)/Penerbit
Aerlangga, 1996
- Bahan
ajar kesehatan lingkungan dan demografi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar