“Tidak ada satu
persamaan yang bisa diaplikasikan untuk semua kondisi, sehingga perlu dipilih
persamaan yang spesifik dan sesuai dengan lokasi yang akan diteliti.”
Perhitungan yang lengkap terhadap
muatan total sedimen maupun transpor sedimen dengan memasukan sejumlah
faktor penyebap sukar dilakukan, sehingga perlu dilakukan pendugaan-pendugaan
(asumsi). Tentu pendugaan tersebut bukan sebuah asumsi belaka, tapi berpijak
pada persamaan-persamaan yang merupakan representasi dari beberapa variabel yang
mempengaruhi jumlah sedimen yang dihasilkan dari suatu DAS.
Transpor sedimen di
sungai-sungai itu bergantung pada banyak variabel yang saling berhubungan.
Tidak ada satu persamaan yang bisa diaplikasikan untuk semua kondisi, sehingga
perlu dipilih persamaan yang spesifik dan sesuai dengan lokasi yang akan
diobservasi dan faktor ketersediaan data perlu juga dipertimbangkan. Simons dan
Senturk 1992 dalam Kodoatie dan Sjarief 2008, berdasarkan pengalaman
laboratorium dan lapangan yang luas, menyajikan rekomendasi yang harus
dipertimbangkan dalam analisis transpor sedimen. Beberapa rekomendasinya
meliputi :
1
Selidiki
persamaan transpor sedimen yang tersedia dan tentukan yang paling baik untuk
suatu sistem sungai yang spesifik.
2
Hitung
laju sedimen dengan persamaa-persamaan tersebut dan hasilnya dibandingkan data
pengukuran di lapangan.
3
Pilih
persamaan yang hasilnya paling mendekati dengan observasi lapangan dan bila
tersedia data yang cukup, perbaiki persamaan tersebut supaya bisa spesifik pada
lokasi yang diobservasi.
A. Muatan Sedimen Total
Muatan sedimen total dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu (Julien, 1995 dalam Kodoatie & Sjarief, 2008) :
1
Berdasarkan
tipe gerakan: LT = Lb + Ls
2
Berdasarkan
metode pengukuran: LT = Lm + Lu
3
Berdasarkan
sumber sedimen: LT = Lw + Lbm
Dimana :
LT =
muatan total
Lb =
muatan dasar (bed load) yang
didefenisikan sebagai transportasi dari partikel-partikel sedimen yang
berdekatan atau tetap melakukan kontak dengan dasar sedimen.
Ls = muatan melayang (suspended load) didefenisikan sebagai transpor sedimen melayang
yang melalui sebuah potongan sungai di atas lapisan dasar.
Lm =
sedimen terukur (measured sediment)
Lu =
sedimen tidak terukur (unmeasured sediment) yaitu jumlah dari muatan dasar dan
fraksi (bagian) dari muatan melayang di bawah elevasi pengambilan sampel
terendah.
Lw =
muatan terhanyutkan (wash load) yang
merupakan partikel-partikel halus (fine particles)
tidak ditemukan dalam material dasar.
Lbm =
kapasitas terbatas dari muatan material dasar.
B. Pendungaan Besar Sedimen dengan
Pendekatan SDR
Pendugaan besar sedimen
dengan Pendekatan Nisbah Pelepasan Sedimen (SDR) atau Sediment Delivery Ratio.
SDR adalah perbandingan antara sedimen yang dihasilkan dengan erosi lahan,
dengan kata lain bahwa tanah yang tererosi tidak semuanya masuk ke sungai dan
menjadi angkutan sedimen. Weischmeier dan Smith (1965):
S = Kemiringan lereng (%)
A = Luas DAS
n = Koefisien kekasaran manning
α = 0,8683216132
B =
-0,218621338
C. Pendugaan Laju Sedimentasi Potensial
Sedimentasi
potensial adalah proses pengangkutan sedimen hasil dari proses erosi potensial
untuk diendapkan di jaringan irigasi dan lahan persawahan atau tempat-tempat
tertentu.
Pendugaan
laju sedimen potensial yang terjadi di suatu DAS dihitung dengan persamaan
Weischmeier dan Smith, 1958 sebagai berikut :
S-pot = E-Akt
x SDR
|
dimana :
SDR
= Sedimen Delivery Ratio
S-pot
= Sedimentasi potensial
E-Akt
= Erosi aktual
Contoh
kasus: aktivitas pendulangan emas secara tradisional di Perbukitan
Polimak IV Jayapura. Tanah sisa
hasil pendulangan (ampas) yang dibuang ke saluran dapat meningkatkan jumlah transpor
sedimen dan akan berdampak pada mendangkalnya saluran serta turunnya kualitas air (keruh).
|
Kenyataan di lapangan
sangat jarang ditemukan suatu sungai tanpa gangguan, baik itu gangguan berupa
sedimentasi, sampah maupun gangguan yang timbul karena aktivitas manusia yang
dapat mengganggu fungsi sungai. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu kondisi
yang seimbang dengan tidak melakukan tindakan atau aktivitas yang dapat
mengganggu fungsi sungai dan lingkungan DAS pada umumnya. (*)
Sumber
Pustaka :
Kodoatie & Sjarief., Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu, Andi, Yogyakarta, 2008
Linsler JR, Dkk., Hidrologi Untuk Insinyur, Erlangga,
Jakarta, 1996
Sumber Gambar :
Dokumentasi Penulis, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar