Pada pembahasan
sebelumnya telah dijelaskan bagaimana cara sederhana yang bisa dilakukan untuk
menghitung besar kemiringan lereng. Nah, misalnya setelah dihitung antara satu
titik dengan titik lainnya memiliki kemiringan 5%. Setelah itu pasti kita
berpikir begini, kira-kira kemiringan lereng 5% itu bentuk lahannya bagaimana ?
Apakah datar atau bergelombang ?
Besar kemiringan lereng
dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan bentuk lahan di suatu wilayah. Beberapa
pakar telah melakukan penelitian dan membuat klasifikasi bentuk lahan (relief) berdasarkan kemiringan lereng,
misalnya klasifikasi menurut van Zuidam dan Dessaunnetes yang bisa dipakai
sebagai referensi untuk menyimpulkan bagaimana bentuk lahan di suatu wilayah setelah dilakukan perhitungan.
Tabel klasifikasi relief, berdasarkan
kemiringan lereng dan beda tinggi menurut van Zuidam, 1985.
Satuan Relief
|
Kemiringan
(%)
|
Beda Tinggi
(M)
|
Datar atau hampir datar
|
0 – 2
|
< 5
|
Bergelombang/miring landai
|
3 – 7
|
5 – 50
|
Bergelombang/miring
|
8 – 13
|
50 – 75
|
Berbukit bergelombang/miring
|
14 – 20
|
75 – 200
|
Berbukit tersayat tajam/terjal
|
21 – 55
|
200 – 500
|
Pegunungan tersayat tajam/sangat tajam
|
56 – 140
|
500 – 1000
|
Pegunungan /sangat curam
|
>140
|
>1000
|
Tabel klasifikasi kemiringan lereng
yang dibagi kedalam 5 kelompok satuan morfologi menurut Dessaunettes, 1977.
Kemiringan (%)
|
Kondisi Daerah
|
Warna
|
< 2
|
Datar
|
Kuning
|
2 – 8
|
Gelombang lemah
|
Orange
|
8 – 16
|
Gelombang sedang
|
Hijau
|
16 – 32
|
Gelombang kuat
|
Biru
|
< 32
|
Gelombang sangat kuat
|
Merah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar