Salah satu penyebap
terjadinya banjir adalah berkurangnya kapasitas tampung sungai (pendangkalan)
akibat tingginya laju sedimentasi, sehingga sungai tidak mampu menampung debit
banjir.
Mengapa laju sedimentasi
bisa meningkat ? Penyebap utama tingginya laju sedimentasi adalah rusaknya
daerah tangkapan air dan pengelolaan tanah yang kurang memperhatikan
kaidah-kaidah konservasi tanah. Jika laju sedimentasi di suatu sungai atau
badan air tinggi, itu bisa menjadi sebuah indikator bahwa tingkat erosi tanah pun
tinggi. Jumlah kehilangan tanah akibat erosi berbanding lurus dengan laju
sedimentasi, dimana jika jumlah kehilangan tanahnya besar maka semakin besar
pula laju sedimentasi. Sedimentasi dan mendangkalnya sungai, waduk, saluran
irigasi dan badan air lainnya merupakan dampak langsung dari erosi tanah.
Dampak tersebut merupakan dampak di luar tempat kejadian erosi, dimana erosi
terjadi di hulu (daerah tangkapan air) dan sedimentasi terjadi di bagian tengah
dan hilir sungai.
Mendangkalnya sungai dan
badan air lainnya akibat sedimentasi adalah salah satu dampak dari erosi tanah.
Dalam tabel berikut dijelaskan mengenai dampak dari erosi tanah lainnya, baik
itu dampak langsung maupun tidak langsung dan juga dampak di tempat kejadian
erosi maupun dampak di luar tempat kejadian erosi.
Tabel 1. Dampak Erosi Tanah
Bentuk Dampak
|
Dampak di Tempat Kejadian Erosi
|
Dampak di Luar Tempat Kejadian Erosi
|
-
Langsung
|
-
Kehilangan lapisan tanah yang relatif kaya unsur hara dan bahan
organik, memiliki sifat-sifat fisik yang baik bagi tempat akar tanaman
berjangkar.
-
Meningkatnya pengunaaan energi untuk berproduksi.
-
Kemerosotan produktivitas tanah atau bahkan menjadi tidak dapat
digunakan untuk berproduksi
-
Kerusakan bangunan konservasi dan bangunan lainnya
-
Pemiskinan petani penggarap dan/atau pemilik tanah
|
-
Pelumpuran atau sedimentasi dan pendangkalan waduk, sungai, saluran
irigasi, muara sungai, pelabuhan dan badan air lainnya.
-
Tertimbunnya lahan pertanian, jalan dan rumah atau bangunan lainnya.
-
Menghilangnya mata air dan memburuknya kualitas air
-
Kerusakan ekosistem perairan (tempat bertelur ikan, terumbu karang dan
sebagainya)
-
Kehilangan nyawa oleh banjir dan tertimbun longsor
-
Meningkatnya areal banjir dan frekuensi serta lamanya waktu banjir di
musim hujan, dan meningkatnya ancaman kekeringan pada musim kemarau.
|
-
Tidak Langsung
|
-
Berkurangnya alternatif penggunaan lahan
-
Timbulnya dorongan atau tekanan untuk membuka lahan baru dengan
membabat hutan
-
Timbulnya keperluan penyediaan dana untuk perbaikan bangunan
konservasi yang rusak
|
-
Kerugian sebagai akibat memendeknya umur guna waduk dan saluran
irigasi dan tidak berfungsinya badan air lainnya.
|
Sumber : Arsyad Sitanala, 1989
Dalam tabel diatas
terlihat bahwa dampak yang timbul akibat aktivitas erosi tanah sungguh
sangatlah merugikan manusia. Oleh karena itu dianggap penting untuk dilakukan upaya
pengendalian terhadap dampak erosi, agar dampak-dampak negatif yang timbul bisa
diminimalisir atau dicegah sedini mungkin.
Dalam tabel berikut
dijelaskan mengenai upaya pengendalian atau penanganan dampak erosi tanah yang
meliputi beberapa aspek.
Tabel 2. Upaya
Pengendalian/Penanganan Dampak Erosi
No
|
Aspek
|
Upaya Pengendalian/Penanganan Dampak Erosi
|
1
|
Struktur
|
-
Membangun
bendung penahan sedimen (check dam)
guna mengendalikan laju angkutan sedimen serta menampung sedimen secara tetap maupun sementara.
-
Pembuatan sumur resapan untuk meningkatkan laju infiltrasi air
kedalam tanah, agar run off
berkurang dan dengan demikian laju erosi tanah pun berkurang.
-
Membangun
talud pada daerah curam yang berdekatan dengan jalan atau pemukiman penduduk
guna meminimalisir terjadinya longsoran tanah atau gerakan massa tanah
lainnya.
-
Membangun
talud dan memasang bronjongan kawat
pada tepi (tebing) sungai guna mencegah terjadinya erosi pada tebing sungai (river bank erosion).
|
2
|
Non Struktur
|
-
Melakukan
penghijauan (reboisasi) di lahan-lahan kritis (gundul).
-
Penanaman
pohon/penghijauan di sepanjang bantaran sungai (riparian strip) guna mencegan
terjadinya longsoran tanah pada tebing sungai.
-
Menambah areal
ruang terbuka hijau (RTH).
-
Mengeruk
sampah dan sedimentasi yang mengendap di dasar sungai dan badan air lainnya
secara teratur, guna mencegah terjadinya banjir secara dini.
|
3
|
Hukum & Sosial
|
-
Mempidanakan
pelaku pengerusakan hutan agar memberikan efek jera.
-
Membuat
regulasi khusus terkait dengan penyelamatan hutan, zonasi kawasan, penggunaan
tanah serta konservasi tanah.
-
Memberdayakan
serta melibatkan masyarakat untuk ikut serta dalam program-program
penghijauan.
-
Mengkampanyekan
gerakan menanam pohon one man one tree (satu orang satu pohon).
-
Memasang tanda
larangan menebang pohon dan membakar hutan di areal-areal konservasi (conservation zone), serta melakukan
monitoring secara rutin di areal konservasi guna mencegah terjadinya
aktivitas pembalakan liar.
-
Memberikan
penghargaan (award) bagi individu,
kelompok masyarakat maupun lembaga yang telah
terlibat dan berjasa dalam usaha pelestarian dan penyelamatan hutan.
-
Penguatan
kelembagaan pada lembaga atau instansi yang tupoksinya menangani bencana agar
lebih tanggap dan responsif dalam penangulanggan bencana, terutama bencana yang terkait dengan dampak erosi seperti
banjir, tanah longsor,dll.
|
4
|
Riset & Penelitian
|
-
Penelitian
tentang tanah dan erosi serta dampak yang ditimbulkan perlu dilakukan dan
hasilnya bisa menjadi acuan dalam
menangani dampak erosi.
|
Sketsa Potongan Melintang dan
Memanjang Bendung Penahan Sedimen (Check
Dam). Check Dam Fungsinya Mengendalikan
Laju Angkutan Sedimen serta Menampung Sedimen Secara Tetap Maupun Sementara.
Sedimen yang Tertampung di Check Dam Bisa Dimanfaatkan untuk Bahan Bangunan
Demikian pembahasan
mengenai pengendalian dampak erosi tanah. Sekian dan Terima Kasih (*).
Sumber :
Arsyad Sitanala., Konservasi Tanah & Air, IPB Press,
Bogor, 1989
Tidak ada komentar:
Posting Komentar