Kamis, 13 September 2012

Penurunan Muka Tanah



Beberapa hari lalu ketika kita berbicara mengenai kekeringan, sempat kita menyinggung penurunan muka tanah. Pengambilan air bawah tanah (ABT), secara berlebihan dapat menimbulkan ruang kosong di dalam tanah yang sewaktu-waktu dapat ambruk atau ambles secara vertikal ke bawah.
Penurunan muka tanah akan terjadi apabila ada ruang kosong  (space) di dalam tanah dan tanah tersebut tidak mampu menahan beban diatasnya, maka tanah bisa ambruk secara vertikal ke bawah. Kalau tanah longsor dipengaruhi oleh elevasi serta air yang terkandung dalam tanah, sedangkan penurunan muka tanah dipengaruhi oleh berkurangnya air di bawah permukaan tanah serta dipengaruhi pula oleh rendahnya suatu kawasan. Anda pernah lihat kuali ? Penurunan muka tanah sangat potensial terjadi di kawasan dataran rendah, yang kontur tanahnya mirip kuali. Ketika muka tanah mengalami penurunan, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi intrusi air laut ke wilayah daratan yang berdekatan dengan pantai. Kalau di Papua, contohnya Pulau Kiman di Merauke yang kontur tanahnya  cekung menyerupai kuali.


Agar Anda lebih memahai penurunan muka tanah, Anda bisa lihat foto di diatas. Mungkin Anda tidak melihat secara jelas karena hanya dilihat dari satu sudut. Kalau Anda ikut bersama penulis melihat langsung di lapangan, pasti Anda memahaminya. Tapi intinya foto ini bukan tanah longsor, tapi tanahnya ambruk secara vertikal ke bawah, kalau dilihat dari beberapa sudut.
Pembuatan biopori atau sumur resapan merupakan solusi yang tepat untuk mengisi ruang dibawah tanah yang kosong atau kalau diibaratkan ruang di bawah tanah ini merupakan sebuah bak penampung air yang kosong. Karena dengan sumur resapan, aliran run-off sedikit dikurangi. Selanjutnya air tersebut akan terserap masuk kedalam tanah dan tersimpan sebagai  cadangan air tanah. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar