Secara alami ada dua
faktor penyebap terjadinya banjir yakni tingginya curah hujan dan faktor
topografi dimana suatu kawasan merupakan dataran rendah. Kawasan dataran rendah rendah atau berupa cekungan sangat potensial dilanda banjir apabila
terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi.
Kota Jayapura yang
terletak di bagian Utara Provinsi Papua sebagian wilayahnya berupa dataran rendah
dengan ketinggian antara 0-25 mdpl, dimana sangat rentan dilanda banjir apabila
terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi. Dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), kawasan rawan bencana alam khususnya bencana banjir ditetapkan
sebagai kawasan lindung. Kawasan rawan banjir adalah tempat-tempat yang secara
rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari enam jam saat hujan
turun dan dalam keadaan musim hujan normal. Kawasan rawan banjir merupakan
kawasan lindung yang bersifat sementara sampai dengan teratasinya masalah
banjir secara menyeluruh dan permanen di tempat tersebut.
Well, kali ini penulis ingin membahas tentang Daerah Rawan Banjir di Kota
Jayapura Ditinjau Dari Aspek Morfologi Wilayah. Bagi kalian yang sudah lama
bermukim di Kota Jayapura pasti sudah tahu kawasan-kawasan mana saja yang
sering dilanda banjir. Tentu
masih hangat di benak kita peristiwa banjir yang melanda Kawasan Jantung Kota
Jayapura akibat meluapnya kali APO beberapa bulan yang lalu dan peristiwa
banjir yang rutin melanda Pasar Youtefa apabila terjadi hujan dengan intensitas
yang lebat.
Berdasarkan keadaan
morfologi wilayah seperti terlihat pada peta diatas, daerah rawan banjir berada
di semua distrik karena semua terdapat dataran rendah. Banjir sangat potensial
terjadi di daerah yang satuan morfologinya berupa dataran rendah, khususnya dataran
aluvial dan fluvial. Penyebaran satuan morfologi fluvial ini berada di sejumlah kawasan di Kota
Jayapura, yakni Kotaraja, Abepura, Koya Barat, Koya Barat, Koya Timur,
Skoumabo, Skouyambe. Ciri-ciri dataran fluvial adalah memiliki relief yang
relatif datar hingga hampir datar, memiliki ketinggian tempat 1-10 meter diatas
permuakaan laut (mdpl), dengan kemiringan lereng 0-3%. Material penyusun satuan
ini berupa kerakal, kerikil, pasir dan lempung.
Sedangkan penyebaran
satuan morfologi dataran fluvial sebagaian besar berada di kawasan Distrik
Muara Tami. Faktor yang berpengaruh membentuk satuan ini adalah proses fluvial
yang diaktori oleh proses aliran sungai yang mengalir secara periodik. Kawasan
Muara Tami dilewati sungai berkategori besar, seperti Sungai Tami dan Sungai
Mosso, jadi sangat wajar kalau proses fluvial sangat dominan. Satuan ini
dicirikan oleh relief yang relatif datar hingga hampir datar dan memiliki
ketinggian tempat 1-2 mdpl, dengan kemiringan lereng 0-3%. Karena sangat datar
sehingga terbentuk meander dan oxbow lake pada aliran Sungai Tami dan
Mosso akibat kecepatan air yang melambat. Material penyusun satuan ini adalah
endapan lepas berupa kerakal, kerikil, pasir, lempung yang terangkut oleh
aliran run off dan aliran.
Dengan alasan kosentrasi
penduduk dan kosentrasi kegiatan ekonomi maka kawasan rawan bencana banjir hanya
dibahas beberapa titik prioritas yakni kawasan Jantung Kota Jayapura, kawasan Entrop,
kawasan Abepura dan Kotaraja serta Waena.
1. Kawasan Jantung Kota
Berdasarkan peristiwa banjir yang melanda
APO beberapa bulan lalu, faktor penyebap banjir lebih dominan karena
penyempitnya aliran kali APO, sehingga perlu dilakukan perbaikan penampang
sungai (normalisasi). Untuk kawasan Jantung Kota prioritas penangaan lebih
kepada perbaikan dan pengerukan sampah-sampah yang mengendap di dasar saluran.
2. Kawasan Entrop
Ada beberapa titik kawasan rawan
banjir di Entrop yakni kawasan SMU 4 Entrop, seputaran CV Thomas, dan PTC, karena tempatnya sangat landai dengan ketinggian tempat 5-20 mdpl.
Kawasan dataran Kotaraja sampai Abepura merupakan dataran banjir (flood plain Abepura) yang dikelilingi oleh perbukitan dan dilalui dua sungai utama yakni sungai Acai dan Siborogoni, sehingga kawasan Abepura dan Kotaraja sangat rentan dilanda banjir, contohnya seputaran kawasan Otonom Kotaraja, Organda, Perumnas IV dan Pasar Youtefa. Khusus untuk seputaran Pasar Youtefa kawasannya memang sangat landai, elevasinya antara 5-10 mdpl. Idealnya areal pasar harus lebih tinggi agar terhindar dari luapan air kali Acai dan Kotaraja. Opsi lain agar Pasar Youtefa terhindar dari banjir adalah memindahkan pasar ke tempat lain, tapi itu solusi yang tidak menyelesaikan masalah banjir, malah lari dari banjir.
4. Waena
Kawasan Waena Perumnas I, II dan III merupakan daerah yang datar dengan ketinggian tempat antara 70 Mdpl
sampai dengan dengan 150 Mdpl, potensi dilanda banjir kecil. Titik rawan banjir berada di Perumnas IV karena kawasan ini sangat landai dan
cekung dengan ketinggian tempat antara 10 sampai 20 Mdpl.
Hasil identifikasi kawasan yang berpotensi dilanda banjir apabila ditinjau dari aspek morfologi wilayah, ditampilkan pada peta di bawah ini.
Peta Daerah Rawan Banjir (Daerah Rawan Banjir Ditandai dengan Bulatan Kuning)
So, kira-kira demikian pembahasan singkat
mengenai Identifikasi Daerah rawan Banjir di Kota Jayapura Ditinjau dari
Aspek Morfologi Wilayah. Semoga Bermanfaat. (*)
Sumber :
- Perda Kota Jayapura Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jayapura Tahun 2008
- Data DEM dari Citra SRTM Resolusi 90 Meter
Oke Terimakasih informasi kk
BalasHapusSelamat berkarya
Terimakasih saudaraku informasi nya
BalasHapusSelamat berkarya