Minggu, 04 Mei 2014

Pendugaan Limpasan Permukaan dalam Perencanaan Drainase (Debit Rencana)

I. Pendahuluan

Pembangunan umumnya mempunyai dampak terhadap lingkungan fisik-kimia dalam hal ini salah satunya adalah hidrologi. Perubahan tata guna lahan (land use) sangat berperan dalam menaikan jumlah limpasan permukaan.  Perubahan tata guna lahan dari kawasan hutan menjadi kawasan terbangun akan mempengaruhi kuantitas resapan tanah, karena diatas tanah yang bisa meresap air telah ditutupi bangunan permanen yang kedap air, sehingga air hujan yang mengalir di permukaan cukup besar. Apabila limpasan permukaan tidak dikelola dan ditangani dengan baik akan terjadi banjir.
Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangunan sarana fisik yang berpotensi mengubah tata guna lahan perlu dilakukan pendugaan terhadap debit limpasan permukaan dalam beberapa tahun kedepan (debit rencana). Kemudiaan hasil pendugaan itu dijadikan acuan untuk merencanakan dimensi saluran drainase, agar saluran drainase tersebut dapat menampung debit banjir.

II. Langkah Perhitungan Debit Rencana

a) Hitung intensitas curah hujan rata-rata (I)

Untuk menghitung intensitas curah hujan rata-rata diperlukan data curah hujan minimal harus ada data curah hujan maksimum dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Untuk mengetahui nilai rata-rata curah hujan selama 10 tahun, maka dapat dicari mengunakan rumus sebagai berikut:

b) Hitung luas daerah tangkapan Hujan (A)
c) Masukan nilai koefisien pengaliran/limpasan air (C)
d) Hitung debit rencana puncak (QP) dengan rumus rasional. Masukan semua nilai yang sudah didapat diatas, yakni C, I, dan A dalam rumus rasional sebagai berikut untuk mendapatkan nilai debit rencana.
QP = 0,278 x C x I x A
QP   = Debit rencana/puncak
 C    = Coefisien pengaliran/limpasan air
 I     = Intensitas curah hujan ( mm/jam )
 A   = Luas daerah tangkapan hujan

III. Contoh Perhitungan
Pada lahan seluas 570250 m2 akan dibangun kawasan pemukiman. Diketahui data hujan harian maksimum 10 tahun pengamatan seperti tercantum dalam kolom 2 pada tabel 3.1.  Hitunglah besarnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun dengan berdasarkan pada rumus Distribusi Gumbel. Kemudian hitunglah debit rencana pada daerah tangkapan hujan (DTH) seluas  570250 m2 dengan menggunakan Metode Rasional.
Jawab :
a) Hitung besarnya hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun
Tabel 3.1. Curah hujan maksimum dalam 10 tahun pengamatan

Tahun
Curah hujan Xi (mm)
2004
134
2005
173
2006
241
2007
131
2008
121
2009
126
2010
106
2011
138
2012
234
2013
245
Jumlah
1649
Rata-rata
164,9
   ket : data hujan hanya permisalan




b ) Hitung luas daerah tangkapan hujan (DTH)

Luas daerah tangkapan hujan (DTH) = 570250 m2 = 0,57025 km2
c) Tetapkan koefisien pengaliran/limpasan permukaan
Karena areal tersebut akan tertutup permukaan kedap air (bangunan, aspal, dll) maka nilai C adalah 0,95 (koefisien untuk perkerasan aspal dan beton).
d) Hitung debit rencana/puncak (QP)
Hitung debit rencana menggunakan metode rasional

QP = 0,278 x C x I x A
Masukan nilai C, I, A dalam rumus metode rasional lalu dikalikan :
A = 0,570250 km2
I = 3,10 mm/jam
C = 0,95
Maka QP = 0,278 x 0,95  x 3,10 mm/jam x 0,570250 km2
                 = 0,46 m3/dtk

Jadi debit rencana dengan periode ulang 5 tahun adalah 0,46 m3/detik.
III. Kesimpulan
Debit rencana bersifat probabilistik (mengandung unsur kemungkinan). Debit rencana periode ulang 5 tahun (Q5) = 0,46 m3/detik, tidak berarti debit sebesar 0,46 m3/detik akan terjadi secara periodik 1 kali dalam setiap 5 tahun. Dalam 5 tahun ada kemungkinan 1 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari 0,46 m3/detik. Dalam 10 tahun ada kemungkinan 2 kali terjadi debit yang besarnya sama atau lebih dari 0,46 m3/detik.
Debit rencana berguna dalam perencanaan dimensi saluran drainase. Perhitungan debit rencana menjadi bagian yang sangat penting dalam perencanaan teknis dimensi saluran drainase, karena nilai (besar-kecilnya) debit rencana akan menentukan besar kecilnya dimensi saluran drainase. Dimensi hidrolis saluran yang lebih besar akan lebih aman dalam mengalirkan debit tertentu, namun dimensi yang lebih besar akan berdampak pada pembengkakan biaya. Sebaliknya dimensi hidrolis yang lebih kecil akan menjadi kurang aman dalam mengalirkan debit tertentu. Muara dari perhitungan dari debit rencana adalah mendapatkan dimensi hidrolis (kapasitas) yang ideal dan terbaik, terbaik dari segi teknis maupun ekonomi. (*)

Keterangan nilai yang dimbil dalam tabel yang merupakan tetapan :
Nilai Yn untuk data 10 tahun = 0,4952
Nilai Sn untuk data 10 tahun = 0,9496
Nilai Ytr PUH 5 tahun = 1.5004
Nilai Koefisien limpasan untuk metode rasional (C), bagi perkerasan aspal dan beton = 0,95

Sumber Pustaka  :

Kamiana, I Made. 2001. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Graha Ilmu. Yogyakarta

14 komentar:

  1. Thanks Kawan.....
    http://www.ilmudasardanteknik.com

    BalasHapus
  2. Thanks sangat bermanfaat, semoga selalu dilimpahkan rezeki

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. saya mau tanya soal perhitungan dengan rumus rasional, pada perhitungan anda I (mm/jam) x A (km2) tidak perlu disetarakan dan langsung dikalikan sehingga mendapatkan Q (m3/detik). Tolong anda jelaskan kenapa tidak perlu disetarakan lagi? Makasih gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena kita sudah menggunakan 0,278 di depannya, angka ini sebenarnya adalah angka untuk mengkonversi bukan untuk angka ketetapan

      Hapus
  6. bagaimana cara membuat garis poligon pada luasan area dengan metode poligon thissen?

    BalasHapus
  7. maaf pak sepertinya hasilnya ada yg kurang tepat, bagian I analisa curah hujan rata2 periode 5tahun , salah penulisan rumus di excel bapak sepertinya, maaf sebelumnya

    BalasHapus
  8. Tolong sertakan tabel Sn, Yn, Yt

    BalasHapus
  9. Tolong Tabel Sn, Yn, YT di tampilkan....

    BalasHapus
  10. Shinlawa memang begitu Rumus Rasional itu rumus empirik ....bentuk Q = 0.278 cia adalah untuk A dalam km2 ...sementara untuk A dalam ha...gunakan Q = 0.00278 C I A . . . .thanks...

    BalasHapus
  11. Rumus Rasional dalam bentuk umum nya adalah Q = (1/36)*I*A . . . .dengan I dalam m dan A dalam m2,..tapi ini tidak umum dan tidak praktis...

    BalasHapus
  12. Trims, smoga bermanfaat dan bisa membatu sesama, penulis slalu diberkahi ilmu dilapangkan rizki

    BalasHapus
  13. Mau bertanya Sn ,Yt dan Yn ini berasal dari mana bgmn cara menemukannya

    BalasHapus