Kamis, 27 Februari 2014

Persamaan dalam Menghitung Jumlah Kehilangan Tanah Akibat Erosi

"Kondisi seimbang suatu lahan apabila besarnya laju erosi sama dengan laju pembentukan tanah"
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai penggendalian dampak erosi tanah. Dampak-dampak yang timbul akibat erosi itu sangat merugikan manusia, baik dari sisi teknik, ekonomi maupun sosial.
Erosi sendiri adalah pengikisan atau kelongsoran yang merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara alamiah ataupun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia (Sitanala Arsyad, 1989).
Bentuk lahan (landscape) yang ada saat ini merupakan hasil dari proses erosi yang berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Kelokan-kelokan pada sungai (meander), itu juga merupakan hasil dari proses erosi yang berlangsung di sungai. Selama hujan masih turun dan masih ada tanah di muka bumi ini erosi akan terus berlangsung. Air hujan itu ibarat pahat yang senantiasa terus memahat tanah (mengikis tanah), yang harus diupayakan adalah agar tanah yang terkikis (hilang) jumlahnya kecil.
Untuk itu guna menghindari terjadinya degradasi pada tanah di suatu lahan perlu diciptakan kondisi yang seimbang. Apa yang dimaksud dengan kondisi yang seimbang ? Kondisi seimbang suatu lahan apabila besarnya laju erosi sama dengan laju pembentukan tanah. Proses pembentukan tanah secara alami akan memakan waktu yang cukup lama. Untuk membentuk lapisan atas tanah sebesar 2,5 cm (25 mm) membutuhkan waktu 300 tahun. Namun dengan pengelolaan tanah yang baik maka waktu tersebut dapat diperpendek menjadi 30 tahun saja (Suripin 2002, dalam Kodoatie dan Sjarief, 2008).
Laju erosi dengan besaran tertentu masih bisa diijinkan apabila disertai dengan pengolahan tanah yang benar, pengaturan tata air, dan penambahan bahan organik yang tepat.

Tabel. Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi Apabila Dilihat dari jumlah Kehilangan Tanah (ton/ha/th)

Kelas
Jumlah Kehilangan Tanah (ton/ha/th)
Tingkat Bahaya Erosi

1
0 - 14,6
Sangat ringan (SR)

2
14,7 - 36,6
Ringan (R)

3
36,7 - 58,6
Sedang (S)

4
58,7 - 80,6
Berat (B)

5
> 80,7
Sangat berat (SB)
                           Sumber : Dangler (dalam Greenland dan Lal, 1977 dalam Sitanala Arsyad, 1989)

Faktor-Faktor Penyebap Erosi

Gambar 1. Hubungan Klasifikasi Faktor-faktor Penyebap Erosi 

1.      Faktor Iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan.
2.      Faktor tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah dan tidaknya tanah tersebut tererosi).                                      
3.       Faktor bentuk kewilayahan (topografi) menentukan kecepatan lajunya air di permukaan yang mampu mengangkut atau menghanyutkan partikel-partikel tanah.
4.      Faktor kegiatan manusia selain dapat mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan-perlakuannya yang negatif, dapat pula memegang peranan yang penting dalam usaha pencegahan erosi yaitu dengan perbuatan atau perlakuan-perlakuannya yang positif.
5.      Faktor tanah Penutup vegetasi memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan-timpaan keras titik-titik curah hujan ke permukaannya, selain itu dapat memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akarnya yang menyebar.

Persamaan Untuk Menghitung Jumlah Kehilangan Tanah

Gambar 2. Erosi Parit (Gully Erosion) pada Daereh Perbukitan 

Besarnya erosi tahunan ET dapat diperkirakan dengan persamaan berikut (Julien 1995, dalam Kodoatie dan Sjarief, 2008) :
ET = EU + EG + EB
Dimana :
EU = Erosi bagian hulu yang ditinjau (upland)
EG = Erosi dari pembentukan parit/selokan (gully) pada daerah perbukitan
EB = Erosi Tebing sungai.

EU ini umumnya menjadi sumber utama erosi lahan sedangkan EG dan EB untuk DAS yang dengan karakteristik sistem fluvial yang stabil dapat diabaikan.
Dalam persamaan diatas tidak dimasukan erosi alur (rill erosion) dan erosi lembaran (sheet erosion) secara parsial. Nah, untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar dan alur pada keadaan tertentu digunakan persamaan USLE (Universal Soil Loss Equation) atau persamaan umum kehilangan tanah yang merupakan gabungan 6 parameter utama (lihat gambar 1 diatas).
EU = R K L S C P
Dimana :
EU = Erosi tiap satuan area upland erosion dari erosi lembaran dan erosi rill (tons/acre).
R = faktor erosivitas hujan
K = faktor erodibilitas tanah (ton/acre)
L = faktor panjang area (field)
S = faktor kemiringan lahan
C = faktor pengelolaan penanaman
P = faktor konservasi lapangan

 Chay Asdak (1995) juga mengemukakan pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemakaian persamaan USLE :
1      USLE hanya memperkirakan erosi lembar dan erosi alur dan tidak ditunjukan untuk menghitung erosi parit.
2        USLE hanya memperkirakan besarnya tanah yang tererosi, tapi tidak memperhatikan deposisi sedimen dalam perhitungan besarnya perkiraan erosi. 

 Sumber Pustaka :
  • Arsyad Sitanala., Konservasi Tanah & Air, IPB Press, Bogor, 1989
  • Kodoatie & Sjarief., Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu, Andi, Yogyakarta, 2008





Tidak ada komentar:

Posting Komentar