Kamis, 20 Desember 2012

Saluran Terbuka dan Tertutup



Beberapa waktu lalu sempat kita menyinggung drainase pada beberapa topik bahasan yang terkait dengan sungai. Sungai merupakan contoh dari saluran terbuka. Sungai merupakan tipe umum dari saluran terbuka namun bentuk penampang melintangnya tidak teratur. Sungai itu merupakan saluran utama  (primer) yang menampung air dari saluran sekunder dan tersier. Seluruh jaringan yang masuk dalam sistem saluran terbuka di desain untuk mengalir secara gravitasi. Artinya, air mengalir dari hulu ke hilir. 

 Salah Satu Bagian Sungai Siborogoni (Kotaraja) yang Dipasang Talud.

Drainase saluran terbuka adalah sistem saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Drainase saluran terbuka biasanya mempunyai luasan yang cukup dan digunakan untuk mengalirkan air hujan atau air limbah yang tidak membahayakan kesehatan lingkungan dan tidak mengganggu keindahan.
Ada beberapa macam bentuk dari saluran terbuka, ada yang bentuknya trapesium, segi empat, segitiga, setengah lingkaran, ataupun kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Sebagai contoh, Anda bisa lihat contoh saluran yang bentuknya trapesium di bawah ini.


Saluran trapesium berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil. Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan. Untuk bentuk-bentuk lainnya nanti kalau ada waktu kita lihat bersama, karena sudah malam kalau gambar semuanya capek.
Selain sistem tebuka juga ada sistem tertutup. Drainase sistem tertutup adalah sistem saluran yang permukaan airnya tidak terpengaruh dengan udara luar (atmosfir). Saluran drainase tertutup sering digunakan untuk mengalirkan air limbah atau air kotor yang menggangu kesehatan lingkungan dan menggangu keindahan. Konstruksi saluran tertutup terkadang ditanam pada kedalaman tertentu di dalam tanah yang disebut dengan sistem sewerage. Walaupun tertutup alirannya tetap mengikuti gravitasi yaitu aliran pada saluran terbuka.
Apakah saluran yang berada di bawah trotoar itu disebut saluran tertutup ? Jawabannya, ya. Tapi dalam perencanaanya menggunakan prinsip-prinsip dalam saluran terbuka, menginggat diatas permukaan air masih ada space (ruang) yang kosong alias masih ada kontak dengan udara luar. Kalau pada pipa air yang penuh dengan air dan tidak ada space di dalam pipa, itu mutlak direncanakan menggunakan prinsip-prinsip saluran tertutup
Saluran di bawah trotoar atau sebuah bangunan sebaiknya harus ada lubang (manhole). Manhole ini umumnya dibuat dengan jarak berkisar 25 m, agar saluran ini bisa dibersihkan. Selain untuk pembersihan juga untuk menjaga kemungkinan kalau ada manusia, uang, handphone atau benda berharga jatuh dalam got tertutup, bisa ditunggu di manhole lalu Anda ambil. Kalau terkandas oleh sampah, kan tinggal masuk dari lubang manhole lalu Anda ambil.


Terkait dengan uang yang jatuh di dalam saluran, penulis punya pengalaman yang unik ketika masih SD. Ada uang Rp. 5000 jatuh di depan halaman parkir Masjid sebelah STM. Di situ kan ada sebuah got, diatasnya ditutup dengan bilah-bilah kayu balok dengan jarak antara celah sekitar 10 cm. Mau ambil uang tidak bisa, tarik pake kayu juga tidak bisa. Terpaksa masuk dari manhole baru ambil. Rp. 5000 dulu itu besar, karena pisang goreng dulu masih Rp. 500, kalau sekarang sudah Rp. 1000.  Itu hanya tambahan agar Anda tidak bosan, hahahaha......! Sampai jumpa pada cerita yang lainnya. Selamat malam dan selamat tidur. Have Nice a Dream. (*)

Sumber :
-          Wesli, Ir, 2008, Drainase Perkotaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
-          Kondoatie, Robert J, 2008, Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Andi, Yogyakarta.

3 komentar: