Senin, 13 Agustus 2012

Peranan Hutan dalam Pengawetan Air


Hutan yang didalamnya terdapat aneka pohon tidak hanya berfungsi sebagai penyuplai oksigen bagi makhluk hidup, tapi hutan juga mempunyai peran penting dalam hal pengawetan air.
Ekosistem hutan yang tidak terganggu mempunyai peranan yang sangat urgensial dalam menjaga ketersediaan air bersih secara berkesinambungan bagi kepentingan manusia dan makhluk-makhluk hidup lainnya, termasuk tanaman-tanaman hutan itu sendiri yang merupakan aktor utama.
Lebih jelasnya, kita lihat kembali kepada siklus hidrologi. Air hujan yang turun di atas suatu kawasan ekosistem hutan, ketika sampai ke permukaan tanah akan ditahan dan dihambat oleh daun-daunan dan ranting-ranting tanaman-tanaman tinggi di kawasan itu, sehingga permukan tanah akan terlindungi dari timpaan-timpaan titik hujan. Kekuatan air hujan untuk menumbuk atau mengikis tanah berkurang karena dihambat oleh ranting dan daun-daun, maka kemungkinan terjadinya erosi bisa diminimalisir.
Tidak semua air hujan akan mengalir di sela-sela akar maupun batang-batang tumbuhan dan turun sampai ke sungai, tapi ada sebagian lagi akan masuk kedalam tanah atau berinfiltrasi. Air yang masuk kedalam tanah sebagian akan diisap oleh akar tanaman,  sebagian lagi akan terus masuk dan selanjutnya akan tersimpan sebagai cadangan air tanah.
Sesampainya di bawah permukaan tanah, air tidak akan menetap tapi terus bergerak, namun bukan secara vertikal lagi melainkan horizontal. Lapisan tanah atau formasi geologis yang dapat memindahkan air ini disebut akuifer. Sedangkan kebalikannya, lapisan tanah yang tidak dapat memindahkan air disebut akuiklud. Mengapa tidak bisa memindahkan air ? Karena kemungkinan bukaan tanahnya tidak saling berhubungan atau pori-pori tanahnya rapat, sehingga air tidak dapat berpindah secara cepat melalui pori-pori tanah.
Selanjutnya, air yang berada di dalam lapisan akuifer akan berperkolasi secara horizontal dan akhirnya keluar sebagai mata air di kaki-kaki bukit. Sedangkan yang lain akan terus mengalir dan masuk di sumur-sumur warga yang berada di daerah dataran rendah.

 Apabila kawasan hutan di daerah tangkapan air (catchment area) tetap lestari, maka debit air tidak akan menurun jumlahnya dan kontinuitasnya tetap terjaga, sehingga sumberdaya air akan tersedia untuk hari ini dan hari esok. 

Melihat peran hutan yang begitu vital bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Maka, jangan kita merusak kawasan hutan yang berada di daerah tangkapan air (catchment area), agar debit air di sejumlah mata air yang dijadikan intake oleh PDAM tidak mengalami penurunan dan kontinuitasnya tetap terjaga.
Selain itu, jika kita tetap menjaga hutan tetap lestari, erosi dan kemungkinan terjadinya banjir bisa diminimalisir. Sebap, vegetasi yang rapat dapat memperlambat dan mengurangi energi aliran run off yang bersifat merusak. (*)