Sabtu, 26 November 2011

Kupu-Kupu

Tanah Papua merupakan tanah yang sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya (biodiversity), termasuk kaya akan spesies serangga (insect) salah satu yang masuk dalam kelompok ini adalah kupu-kupu (butterfly).
Tahukah Anda bahwa dataran Tanah Papua kini memiliki 105 spesies kupu-kupu, dari jumlah itu 69 spesies merupakan endemic Papua yang artinya tidak bisa berkembang di daerah lain di Indonesia bahkan dunia. 

Jenis kupu-kupu ini ditemukan di Pegunungan Foja Mamberamo dan Pegunungan Arfak Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat, kupu-kupu yang terdapat di daerah ini umumnya berwarna putih. Tentu ini merupakan sebuah kekayaan yang sangat berharga dan merupakan kebanggan tersendiri bagi kita yang mendiami pulau Papua. Kita harus menjaga aset yang berharga ini agar tidak punah.
Namun kali ini kita tidak membahas jenis-jenis kupu-kupu dan nomenklaturnya, karena saya juga tidak mengerti hal yang terkait aspek biologis, tapi kini kita akan melihat hubungan antara kupu-kupu dan perubahan iklim. Ada satu fakta menarik ketika penulis membaca sebuah artikel di salah satu koran, ternyata perubahan iklim membawa dampak positif, karena memicu munculnya lagi spesies kupu-kupu biru besar yang punah dari daratan mereka sejak 1979, ini ibarat reinkarnasi. Kok bisa ya ? Berikut penulis akan share kepada Anda tentang artikel yang penulis baru baca.
Karena rentang hidup dan perkembangbiakan mereka relatif singkat sehingga jenis serangga ini dipakai untuk riset yang terkait dengan perubahan iklim. Menurut Arthur Shaphiro dari kampus UC Davis Amerika Serikat, salah satu dampak iklim yang paling kelihatan yakni memanasnya suhu telah membuat waktu pembiakan sejumlah spesies kupu-kupu maju. Perubahan iklim membuat beberapa spesies muncul lebih awal tiga minggu dari jadwal kemunculan mereka tiga dekade terakhir.
Simpelnya, ini ibarat bayi yang lahir prematur, artinya 8 bulan sudah lahir dari target awalnya 9 bulan. Paul Kirkland dari Butterfly Conservation sudah lama ia mengingatkan bahwa memanasnya suhu Bumi bisa memunculkan kembali kondisi bersahabat bagi sejumlah spesies kupu-kupu yang telah punah. Kupu-kupu merupakan salah satu dari sekian spesies yang bisa menunjukan gejala awal dampak perubahan iklim. Kemunculan atau kepunahan mereka bisa mengindikasikan derajat perubahan dalam sebuah ekosistem. Jadi kupu-kupu ini  sebagai indikator, spesies kupu-kupu yang lama muncul kembali akibat naiknya suhu sedangkan spesies yang ada saat ini tidak beradaptasi dengan suhu akan  punah. Bisa dikatakan dunia ini sangat membingungkan.
Dalam bukunya, Butterflies, Kirkland mengingkatkan bahwa tiga ancaman utama bagi kehidupan kupu-kupu dunia adalah perubahan iklim,hilangnya habitat, dan terisolasinya habitat.
So kita di Papua juga harus memperhatikan hal diatas, jangan merusak hutan, stop tangkap kupu-kupu untuk jadi bahan koleksi. Lebih baik kupu-kupu terbang di alam bebas pasti sangat indah dibandingkan di awetkan untuk di buat dalam pigura lalu dipanjang di dinding, apanya yang indah coba ?
Jadi begitulah sebuah bahan bacaan yang tadi penulis baca dan akhirnya share kita sampai disini. Sampai jumpa pada topik lainnya.

(*dari berbagai sumber*)